Close Up : Philip Seymour Hoffman

The late Philip Seymour Hoffman

“There’s a cycle, like life. Birth, excitement, growth, decay. Death”

Lancaster Dodd – The Master (2012)

Shock, itulah kata yang melukiskan perasaan saya kemarin pagi saat kedua teman yang tahu Philip Seymour Hoffman (PSH) adalah aktor favorit saya, mentioned  link berita kematian PSH. Sulit dipercaya, baru malam sebelumnya saya re-watch Before The Devil Know You’re Dead dan Doubt (beneran !). PSH baru 46 tahun, fakta bahwa kita tak bisa lagi melihat karyanya di tahun mendatang kecuali beberapa film yang sudah Ia selesaikan termasuk kedua sekuel The Hunger Games, sungguh kehilangan besar bagi dunia perfilman & pecinta film . PSH is the best actor of his generation, bahkan di awal karirnya dengan peran kecil tak seberapa, PSH selalu meninggalkan kesan di hati penonton.

Continue reading

Boogie Nights (1997)

  • Directed by Paul Thomas Anderson
  • Cast : Mark Wahlberg, Julianne Moore, Burt Reynolds, Don Cheadle, John C. Reilly, Heather Grahams, Philip Seymour Hoffman, William H. Macy, Melora Walters, Alfred Molina

Inilah film yang mengenalkan dunia pada writer dan director brilian Paul Thomas Anderson (PTA). Inti ceritanya sebenernya simpel, kisah from zero to hero, cuma bedanya ini bukan kisah jatuh bangun seseorang untuk jadi artis, penyanyi, atlet atau profesi normal lain. Melainkan lebih nekat, mengambil kisah seorang bintang film porno aka pornstar dan lika – liku dunia industri pornografi di era 70an dan awal 80an

Continue reading

Magnolia (1999)

  • Directed by Paul Thomas Anderson
  • Cast : Tom Cruise, Julianne Moore, John C. Reilly, Melora Walters, William H. Macy, Philip Baker Hall, Philip Seymour Hoffman, Jeremy Blackman, Jason Robards

Orang bilang There Will Be Blood adalah masterpiece Paul Thomas Anderson (PTA), saya harus setuju, tapi buat saya masterpiece pertama PTA adalah Magnolia- film pertama PTA yang saya tonton dan membuat saya jatuh hati dengan karya-karyanya. Selama 3 jam PTA membawa penonton terjebak dalam konflik emosional dari selusin karakter berbeda dan menghubungkan mereka  lewat kebetulan, kesepian, marah dan rasa bersalah yang membangun klimaks tak terlupakan berupa “peristiwa ajaib” yang melibatkan campur tangan Tuhan.

Continue reading