Misery (1990)

• Directed by  Rob Reiner
• Cast :  James Caan, Kathy Bates, Richard Farnsworth, Frances Stenhargen, Lauren Bacall

Misery merupakan salah satu  film adaptasi paling sukses dari novel karya Stephen King. Ini juga salah satu yang paling manusiawi, tidak ada supranatural ataupun monster di dalam kabut. Yang ada hanyalah wanita gemuk setengah baya nan lembut yang ternyata sangat tidak stabil secara mental dan siap mengancam kehidupan penulis favoritnya untuk mendapatkan sebuah buku baru darinya. Dan diperankan dengan sangat ikonik oleh Kathy Bates (buat yang tidak akrab dengan Bates, dia adalah pemeran Molly Brown- wanita gemuk kaya yang membantu Jack di film Titanic)

Paul Sheldon (James Caan) adalah penulis ternama dari franchise novel roman “Misery” dengan tokoh utama wanita bernama Misery Chastain. Ia baru selesai menulis naskah novel terbarunya di  Silver Creek. Saat akan pulang ke New York, mobilnya mengalami kecelakaan di tengah badai salju. Untungnya ia diselamatkan oleh Annie Wilkes (Kathy Bates), mantan perawat yang mengenalkan dirinya sebagai “I’m your number One fan” dari Paul dan franchise Misery yang telah mencapai seri ke-8. Kedua kaki Paul patah, bahunya juga mengalami dislokasi. Annie merawat Paul dengan sangat baik dan berjanji akan menghubungi keluarga Paul setelah salju mencair.

Tetapi, sosok Annie yang menyenangkan tiba-tiba berubah setelah ia selesai membaca novel terbaru Misery yang baru dibelinya. Ia mengamuk karena Misery Chastain meninggal di akhir novel. Paul segera sadar bahwa ia tengah terjebak dengan fans fanatik bermental tak stabil yang tega berbuat apapun padanya. Kini Ia berada dibawah belas kasihan Annie, dan harus melakukan apa yang ia inginkan jika ingin keluar hidup-hidup. Semuanya memuncak dalam satu adegan ikonik yang sekarang terkenal dengan sebutan “Hobbling scene”  dimana Annie melakukan hal tak terbayangkan dengan sebuah palu godam besar

Berbeda dari umumnya film thriller yang menggunakan tone gelap atau muram. Misery justru hadir dengan tata artistik yang cenderung soft dan cerah. Rumah Annie pun digambarkan terawat dan tampak nyaman dengan perabotan rapi. Sang sutradara, Rob Reiner juga membiarkan cerita bergerak dengan kecepatan santai dan kemudian mengejutkan dengan teror psikologis mendadak tanpa perlu berdarah-darah. Mungkin yang agak mengganggu hanyalah penggunaan tehnik close-up yang terlalu sering, walau di momen-momen tertentu tehnik ini memang sangat pas untuk menangkap ekspresi wajah Annie yang berubah begitu cepat dari stabil – labil – gila .

James Caan tampil cemerlang sebagai Paul yang kebanyakan terjebak di tempat tidur atau kursi roda sepanjang film. Setiap kali ia mencoba untuk lari, penonton akan sulit untuk tidak ikut meringis dan menggeliat menontonnya. Namun Kathy Bates lah yang mencuri pertunjukkan, Ia begitu brilian menampilkan Annie yang licik, kejam dan berbahaya tapi bersembunyi di balik topeng wajah keibuan nan ceria. Satu menit Annie antusias tentang kisah masa kecilnya, dan sekejap kemudian meledak menjadi sesuatu yang berbahaya tepat di depan mata penonton, diimplementasikan dengan amat baik oleh Kathy Bates seolah-olah ada saklar on dan off di tubuhnya.

Bates membuat pilihan yang tepat dengan menampilkan sisi manusiawi dari Annie: perubahan suasana hatinya kadang-kadang menakutkan, mengundang simpati, tapi terkadang juga konyol seperti adegan Annie menirukan Babi piaraannya yang bernama Misery. Annie juga tidak pernah memaki dengan kata-kata kasar (f-word), tapi justru dengan kosakata aneh dan kekanak-kanakan seperti “cockadoodie” atau “dirty birdy” . Rasanya tak mengherankan Kathy Bates  memenangkan Best Actress  Oscar tahun 1990 untuk peran ini, sosok Annie Wilkes sendiri menjadi salah satu tokoh  villain wanita paling ikonik dalam sejarah perfilman Hollywood.

Misery sebenarnya tak begitu mengerikan karena tak banyak kekerasan grafis maupun adegan berdarah, namun tak diragukan lagi ini adalah salah satu horor psikologis terbesar yang pernah ada di bioskop, penuh dengan antisipasi dan kecemasan. Kinerja Kathy Bates mungkin adalah terbaik dalam karirnya, dan jika kamu belum melihatnya, Kamu perlu! Film ini mungkin memiliki beberapa saat penuh humor, kadang  lucu, kadang menegangkan dan pada waktu yang tepat, benar-benar mengerikan, dan tetap menjadi sebuah thriller yang sangat baik.

Grade : B